60DTK, Surabaya – Dampak penyebaran Covid-19 tidak hanya pada perputaran kegiatan ekonomi, namun juga pada aspek pendidikan. Perpustakaan sebagai penunjang pembelajaran secara tidak langsung mengalami perubahan, seperti yang dialami Yayasan Medayu Agung di Surabaya, yang didirikan oleh Oie Hiem Hwie.
Yayasan yang sudah berdiri sejak tahun 2011 dan bergerak pada bidang sosial ini, kini tengah mengalami krisis operasional dalam pembiayaan perawatan koleksi.
“Sekalipun sudah dilakukan penghematan, Perpustakaan Medayu Agung setiap bulannya mengalami kekurangan biaya sebesar tujuh belas juta rupiah. Kami berharap masyarakat dapat membantu agar Perpustakaan Medayu Agung tetap bisa beroperasi,” ujar Hwie saat diwawancarai, Selasa (23/06/2020).
Baca juga: Kasus Corona Meningkat, Gubernur Jatim Ingin Tingkatkan Tes Massal
Pasalnya, perpustakaan yang meminjam gedung di Jalan Medayu Selatan, Surabaya ini sangat disayangkan jika harus berhenti beroperasi, karena memiliki belasan ribu judul buku dengan berbagai genre, mulai dari ilmu politik, sosial, sejarah, hingga kebudayaan.
Bahkan, di antara koleksinya ada yang terbit sebelum tahun 1900, yang saat ini sudah jarang ditemukan, ditambah belasan ribu eksemplar surat kabar terbitan mulai tahun 1910.
“Dana yang terkumpul nantinya akan digunakan untuk pengembangan perpustakaan. Termasuk digitalisasi koleksi yang ke depannya akan memudahkan para peneliti dalam pencarian sumber,” imbuhnya.
Baca juga: Perpustakaan SMKN 1 Limboto Masuk Empat Terbaik Nasional
Diketahui, hingga kini Perpustakaan Medayu Agung senantiasa dijadikan rujukan bagi peneliti asal Indonesia maupun luar negeri, untuk mencari referensi.
Pewarta: Nia Malasari