60DTK, Blitar – Pjs Wali Kota Blitar, Jumadi, menghadiri sekaligus membuka Rapat Koordinasi dan Evaluasi Komisi Penanggulangan Aids (KPA) se-kota Blitar, yang bertempat di Sasana Praja, pada Rabu (18/11/2020).
Kata Jumadi, bahwa tujuan rapat penyelenggaraan KPA adalah forum yang di buat sebagai langkah pencegahan HIV/AIDS dan penanggulangan wabah yang terjadi di Kota Blitar.
Menurut data, mulai tahun 2019 pada bulan oktober kota Blitar ada peningkatan angkanya mencapai hingga 19 persen lebih, atau dari jumlah 204 naik menjadi 254 kasus, memiliki nilai indek kematian yang masih relatif tinggi yaitu sebesar 30 persen.
“Maka dari itu, kita mengambil langkah-langkah preventif untuk menekan angka Aids dengan sosialisasi dari tingkat kecamatan sampai tingkat rukun tetangga (RT). Dan ini langkah kongkritnya untuk menekan perkembangan Aids di kota Blitar,” ujarnya kepada wartawan usai membuka acara.
Baca Juga: Cegah Dampak Bencana Hidrometeorologi, Pemkot Blitar Gelar Apel Kesiapsiagaan
Lebih lanjut Jumadi mengatakan, bahwa kegiatan ini juga dalam rangka mewujudkan agar terwujud “Getting 3 (three) Zero” dan terwujudnya pola pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS melalui kegiatan terpadu berbasis data.
“Temukan, Obati dan Pertahankan” (three zero), hal inilah yang harus kita diskusikan cara pencegahan, serta mendeteksi dengan cepat,” tandasnya.
“untuk itu, harus ada komitmen bersama untuk melakukan tindakan yang nyata dari semua pihak, karena HIV/AIDS sudah menjadi masalah yang kompleks. Tidak hanya masalah pengobatannya, tapi harus ada kepedulian dari lingkungan sekitar untuk peduli agar masyarakat sekitar tidak terkena virus HIV/AIDS ini,” sambung Jumadi.
Baca Juga: Bank Jatim Serahkan Satu Unit Ambulance Kepada PMI Kota Blitar
Menurutnya, dari komponen yang terlibat dalam penanggulangan HIV/AIDS ini, yang paling berperan adalah pemerintahan desa. Karena desa ini bisa berkoordinasi ke semua lini baik di tingkat atas, seperti kecamatan dan dinas, desa juga bisa berkoordinasi dengan perangkat RT/RW untuk mengidentifikasi masyarakat yang terkena HIV/AIDS.
“Masing-masing instansi ini bisa saling berkoordinasi. Dengan begitu saya pikir akan lebih efektif dan cepat dalam menanggulanginya,” tutur Pjs.
Selain koordinasi, desa juga bisa membuat program penanggulangan HIV/AIDS, misalnya dengan membuka pusat pelayanan kesehatan masyarakat yang memberikan penyuluhan tentang HIV/AIDS hingga tindakan terhadap Orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
“Dengan begitu masyarakat akan tahu tentang HIV/AIDS dan lebih peduli terhadap kasus ini,” ujar Jumadi.
Jumadi pun juga mengajak semua tidak hanya peduli terhadap HIV/AIDS namun juga peduli terdahap ODHA dengan tidak mengucilkan ODHA. Karena, menurut dia, ODHA sangat membutuhkan perhatian dari orang-orang di sekitarnya, untuk menjaga stabilitas kondisi kesehatannya baik jasmani dan rohani.
“Penularan HIV/AIDS ini kan tidak serta merta tertular. Kecuali lewat darah dan cairan tubuh,” katanya.
“Kemudian, target kita hanya bisa menurunkan hingga meniadakan infeksi (tidak ada yang ditularkan), dari HIV/AIDS serta Three zero. Yakni, tidak ditemukan ODHA baru, tidak ada infeksi dan menekan angka kematian ODHA,” pungkas Pjs Wali Kota Blitar itu mengakhiri wawancaranya. (adv/hms)
Pewarta: Achmad Zunaidi