Covid-19 yang Mengubah Segala Rencana

Suci Priyanti Kartika Chanda Sari. (Foto: Istimewa)

60DTK, Gorontalo – Sejak pandemi covid-19 mewabah, semua orang terdampak, semua orang terkena imbasnya. Ada yang dalam hal karier, ada yang berimbas pada keberlangsungan usaha dan mata pencaharian, bahkan ada juga yang hingga berimbas pada kondisi mental. Tidak ada yang benar-benar baik-baik saja di tengah pandemi ini.

Barangkali ada beberapa orang yang suka bertanya-tanya. Hal apa yang seharusnya sudah saya gapai jika pandemi tidak datang? Kecemerlangan apa yang harusnya sudah saya raih jika tidak diburu oleh pandemi?

Bacaan Lainnya
Suci Priyanti Kartika Chanda Sari. (Foto: Istimewa)

Namun, tentu saja pertanyaan-pertanyaan itu tidak akan berarti apa-apa. Pandemi sudah ada di tengah-tengah kita, dan kita “dipaksa” untuk berdamai dengannya.

Baca juga: Pantang Menyerah Selesaikan Studi Meski di Tengah Pandemi

Hal ini pun yang dilakukan oleh Suci Priyanti Kartika Chanda Sari. Perempuan dengan nama lengkap super panjang ini punya banyak rencana yang terpaksa harus pupus karena pandemi. Bahkan Ia harus berkutat dengan kondisi ekonomi yang  menurun drastis, yang juga sangat berpengaruh pada konisi mentalnya secara pribadi.

Perempuan yang akrab disapa Suci ini bercerita, sebagai distributor buah terbesar di Provinsi Gorontalo, awal pandemi adalah hari-hari yang amat sulit. Untuk mendistribusikan buah ke seluruh bagian Gorontalo, Ia dan tim sangat kesulitan melalui pos-pos jaga untuk masuk tiap wilayah. Bagaimana tidak? Tiap pos itu punya banyak sekali persyaratan, bahkan beberapa kali mereka terpaksa harus membayar untuk bisa lewat.

Tidak sampai di situ, kesulitan membawa buah-buah itu melewati pos jaga semakin bertambah jika mereka harus bergegas di malam hari. Jika itu terjadi, Ia dan tim-nya pun terpaksa harus bermalam di perbatasan, menunggu hingga pagi menjelang. Padahal, buah yang mereka bawa harus tiba pada penjual dalam keadaan segar. Hal itu membuat mereka harus menerima kerugian yang tidak sedikit.

Baca juga: Menyusuri Indonesia Sekaligus Bertahan Sebijak Mungkin di Tengah Pandemi

Suci Priyanti Kartika Chanda Sari. (Foto: Istimewa)

Dari kondisi itu, Suci mengaku pendapatannya menurun drastis dari sekitar Rp40 juta per bulan, menjadi tinggal Rp10 juta per bulan, bahkan hingga tidak meraup untung sama sekali.

Setelah diusut lagi, penyebab kerugian itu ternyata karena banyak buah yang “tertidur” semalaman di pos-pos jaga perbatasan, sehingga tidak segar lagi saat tiba di lapak jual. Hal ini membuat banyak buah yang rugi karena tidak “menemukan” pembeli. Tentu saja. Siapa pula yang mau membeli buah yang tidak segar lagi?

Perempuan penyuka pisang goreng ini pun mengaku bahwa hal ini cukup memengaruhi kondisi psikisnya, entah itu di dalam keluarga, maupun secara personal.

Baca juga: Saya Traveller, Mental Saya Jatuh Karena Covid

“Sejak adanya covid-19 ini, saya tidak bisa ke mana-mana, pendapatan menurun bahkan tidak ada sama sekali, sulit sekali untuk bayar ini itu, dan ini memberi tekanan besar bagi saya secara psikologis. Saya tertekan dan sangat depresi atas semua ini,” tutur Suci.

Maka, untuk bertahan di tengah kondisi itu pun merupakan PR besar bagi dirinya dan keluarga. Ia mengaku bahwa sampai harus mengutang di warung hanya agar bisa memenuhi kebutuhan pokok di rumah, karena kondisi yang tak kunjung membaik.

“Bisa dibilang di tengah covid-19 ini, kami survive dengan segala macam cara, mengambil semua peluang yang ada di depan mata,” ujarnya.

Baca juga: Barista yang Bertahan di Tengah Pandemi

Terlepas dari himpitan ekonomi itu, Suci juga mengaku dia harus merelakan (sementara) impian yang sudah dia kejar selama ini, akibat covid-19. Dia tidak jadi melanjutkan studi strata 2 ke luar negeri, juga tidak jadi ikut pendaftaran CPNS.

Namun, di atas segalanya, Suci mengaku di kondisi seperti saat ini, kita harus tetap fleksibel dan mampu menyesuaikan diri. Versinya, cara untuk menyesuaikan diri adalah dengan mengevaluasi apa saja yang masih bisa dibenahi, lalu selanjutnya, tinggal memaksimalkan apa yang bisa dibenahi itu.

“Semoga ke depannya saya bisa lebih legowo menjalani hidup karena banyak yang berubah,” tutup perempuan cantik itu. (nkn)

Pos terkait