Kasus DBD di Kabgor Menurun, Dampak Penanganan Covid-19?

(Ilustrasi - Merdeka.com)

60DTK, Kabupaten Gorontalo – Jumlah kasus Demam Berdarah (DBD) di Kabupaten Gorontalo, khususnya dari bulan Januari hingga Juni tahun 2020 ini, terbilang menurun jika dibanding periode yang sama pada tahun 2019.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Gorontalo, kasus DBD pada bulan Januari sebanyak 91 kasus. Di bulan Februari, ada 124 kasus (1 meninggal), Maret 77 kasus (1 meninggal), April 28 kasus, dan Mei 4 kasus. Sementara untuk bulan Juni, hingga Senin (22/06/2020), tercatat baru 1 kasus (sudah meninggal).

Bacaan Lainnya

Baca juga: Seluruh Objek Wisata Di Kabupaten Gorontalo Kembali Dibuka

Melihat data tahun 2019 lalu, kasus DBD pada bulan Januari ada 126 kasus (1 meninggal). Pada bulan berikutnya, terdapat 122 kasus (4 meninggal), Maret 35 kasus (1 meninggal), April 12 kasus, Mei 18 kasus, dan Juni 19 kasus.

“Adanya PSBB, kemudian juga imbauan Pak Bupati soal kebersihan lingkungan hingga menjaga kesehatan, mungkin ini jadi faktor menurunnya DBD,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabgor, Roni Sampir.

Baca juga: Pasarkan Produk IKM, Pemkab Gorontalo Bakal Gandeng Alfa Mart Dan Indomaret

Memang, sejak pertama kali Covid-19 merebak di Provinsi Gorontalo, Pemkab Gorontalo gencar melakukan sosialisasi menjaga kebersihan lingkungan. Sejumlah tempat di Ibu Kota Kabupaten Gorontalo hingga kecamatan dan desa dilakukan penyemprotan disinfektan.

“Untuk kebersihan lingkungan ini mungkin lebih dominan (jadi faktor penurunan kasus DBD),” tambahnya.

Baca juga: OPD Dan Kecamatan Di Kabupaten Gorontalo Wajib Gunakan Aplikasi SiMaya

Terlepas dari hal itu, Roni juga mengatakan bahwa penurunan kasus DBD menjadi salah satu perhatian pemerintah daerah. Berbagai program telah dibuat dan dirancang supaya DBD dapat ditekan.

“Mungkin juga penurunan kasus DBD ini dipengaruhi program gerakan satu rumah satu Jumantik (Juru Pemantau Jentik),” pungkasnya. (adv)

 

Pewarta: Andrianto Sanga

Pos terkait