Klarifikasi 3 Dokter yang Tangani Korban Dugaan Malapraktik di RS Multazam

(Ilustrasi: bet.com)

60DTK, Kota Gorontalo – Tiga orang dokter yang sempat menangani pasien berinisial MG, korban dugaan malapraktik di RS Multazam Gorontalo akhirnya menanggapi dugaan kasus yang telah beredar luas.

Pada rapat dengar pendapat (RDP) yang dilaksanakan oleh DPRD Kota Gorontalo, Selasa (19/10/2021), mereka memberikan klarifikasi atas beberapa kronologi kejadian yang diungkapkan pihak keluarga.

Bacaan Lainnya
(Ilustrasi: bet.com)

Menurut dokter pertama yang menangani MG, Ia tidak molantarkan kalimat, “Biar mo minum akan obat satu karung, tidak bisa mo sembuh,” kepada pasien MG, sebagaimana yang dikatakan pihak keluarga.

Baca juga: Flash News: DPRD Kota Gorontalo Hiring Kasus Dugaan Malapraktik RS Multazam

“Bukan begitu yang saya sampaikan. Saya hanya menyampaikan meskipun ibu minum obat sebanyak apapun tidak akan efektif, solusinya harus dilakukan operasi,” terang dokter.

Ia juga membantah bahwa pasien MG menderita penyakit kista ukuran 5,0 seperti yang beredar saat ini. Berdasarkan hasil pemeriksaannya, kata dokter, MG hanya memiliki kista ukuran kecil yaitu sekitar 3.3.

Baca juga: Dugaan Malapraktik di RS Multazam Dilaporkan ke Dikes Provinsi Gorontalo

“Untuk miom saya temukan sekitar 9 senti lebih, jadi saya bilang ke ibu untuk keluhan kemungkinan bukan dari kista, tapi dari miomnya,” kata dokter.

Ia juga menambahkan bahwa sebelum melaksanakan operasi, dirinya sudah meminta pasien MG agar berpikir matang-matang. Ia telah menerangkan bahwa operasi tersebut memiliki sejumlah risiko seperti pelengketan (akibat pasien ada riwayat operasi) dan pengangkatan rahim.

“Kira-kira tanggal 16 September pasien balik lagi, pasien bilang sudah mau dioperasi. Kemudian ibu saya periksa lagi, saya bilang betul ini ada miom sekitar 9 senti lebih, dan ada kista. Terus saya jadwalkan operasi tanggal 20, dan ibu mau,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, dokter kedua mengaku bahwa dalam dugaan kasus ini dirinya hanya membantu pasien yang ditangani dokter pertama.

Ia menceritakan, setelah dihubungi dan tiba di ruang operasi, Ia kaget melihat ada usus yang terputus dan perlengketan yang luar biasa.

“Selesai saya menyambung disaksikan oleh dokter (pertama), kemudian saya keluar bicara dengan suaminya. Saya kasih tahu saya sudah selesai menyambung usus, mudah-mudahan akan tersambung bagus,” bebernya.

Sementara itu, dokter yang menangani MG di RS Aloei Saboe, menampik keterangan suami korban bahwa Ia pernah mengatakan bahwa korban tidak mengalami pelengketan usus di perut.

“Bapak ini saya panggil masuk setelah 2 jam melakukan operasi, untuk membersihkan perlengketan yang hebat itu,” ujarnya.

 

Pewarta: Andrianto Sanga

Pos terkait